Friday, November 14, 2014

Anak Cucu Iblis Usia 1500 Tahun Diislamkan

Kemarin kepalaku pening sekali, tak tahan-tahan kok peningnya kelewatan, biasanya kalau pening itu ada jin yang datang nempel di kepalaku, mereka ingin laporan atau mengadukan permasalahan, sebenarnya sudah ku pesankan ke malaikat yang menjaga kepalaku, kalau ada jin yang mau laporan tau jin yang mendekat ke kepalaku ku suruh untuk di usir saja, ee ini kok masih saja ada yang nempel, mauku ku panggil malaikat yang jaga kepalaku dan ku tegur, ee yang masuk ke mediator malah anaknya iblis.
dia gereng-gereng.
" siapa kamu...?"
dia diam saja, ku tanya berulangkali tetap diam saja.
" kamu tak bisa bicara ?"
dia manggut2, lalu ku buat bisa bicara.
" kamu siapa ?"
" saya anak cucunya iblis."
" jadi yang menempel di kepalaku itu kamu."
" ya... saya di perintah raja kami."
" siapa, iblis.?"
" ya."
" di perintah apa?"
" kalau saya di perintah untuk membuat kepala kyai berat dan ngantuk, dan teman saya di perintah memukul mukul kepala kyai dengan timbangan besi, agar kepala kyai sakit."
" ooo kamu bawa teman, mana dia ?"
" dia kabur kyai."
" kamu darimana asalnya ?"
" saya dari bawah bumi di bawah gunung lawu di danau lahar bawah tanah."
" sudah berapa lama kamu di kepalaku ?"
" sudah 4 hari kyai."
" apa kamu tak di larang sama malaikat yang menjaga kepalaku."
" mereka kyai perintah mengusir jin yang mencoba menempel di kepala pak kyai, tapi tidak pak kyai perintah melarang kami nempel, jadi kami di biarkan."
" ooo begitu rupanya."
" maaf kyai, saya hanya menurut perintah pimpinan kami, maka saya berani menempel di kepala kyai."
" kenapa kamu minta maaf, kmu kan setan."
" iya, saya itu sekalipun setan, saya halus kyai, jadi makanya pemimpin kami memerintah saya."
" oo begitu rupanya."
" ya."
" umurmu berapa ?"
" saya 1500 tahun."
" mau kamu masuk islam ?"
" islam itu apa.?"
" islam itu keselamatan, dunia akherat."
" saya sudah enak dan selamat."
" selamat yang bagaimana ?"
" saya kalau bekerja bisa memperdaya manusia kami mendapat kenaikan pangkat, kalau saya bisa mencelakakan manusia kami dapat makan."
" memang makanmu apa ?"
" makanku hati manusia yang celaka."
" maksudnya hatinya atau apanya."
" ya apa yang keluar dari hati itu kyai, kalau hati manusia itu sombong, iri, dengki, tamak, rakus, maka hati mereka akan mengeluarkan makanan yang enak, lalu kami makan. nanti akan kami taruh di hati orang lain, maka akan berkembang, dan kami makan lagi."
" ooo rupanya begitu, seperti bercocok tanam."
" iya... dan hati manusia itu tanah ladang kami, kalau kami bisa menebar benih di hati manusia dan tumbuh subur, maka kami akan dapat makan banyak."
" apa kamu bisa masuk ke tubhku, dan hatiku ?"
" tidak bisa kyai, makanya saya menempel di rambut kyai, kalau menempel di tubuh kyai, kami terbakar, kalau di rambut tidak, sebenarnya panas, tapi karena panggilan tugas itu saya jalankan."
" lalu kalau saya sholat kamu kemana ?"
" saya menjauh kyai."
" kalau saya dzikir ?"
" saya menunggu di pintu, menunggu kyai selesai dzikir."
" bagaimana ini kamu mau tidak masuk islam."
" saya tak tau islam itu apa ?"
" pokoknya enak."
" enaknya di mana kyai, seperti kyai itu bisa saya sakiti, apa itu enak, menuutku tak enak, karena bisa sakit."
" aku kamu sakiti itu ada pahalanya."
" pahala itu apa ?"
" pahala ya seperti kamu bekerja dapat makanan itu."
" kalau seperti kyai, islam itu dapat di sakiti, saya tak mau."
" memangnya kamu tak pernah sakit ?"
" saya tak pernah sakit."
" coba pegang jariku."
" ah tak berani kyai, nanti saya terbakar."
" nah itu sakit kan?"
" iaya..ya.."
" berarti bukan kamu yang bisa menyakitiku, tapi aku yang bisa menyakitimu."
" kalau di pikir-pikir iya memang, kok malah saya sebenarnya yang mudah di sakiti kyai, bukan kyai yang saya sakiti. wah aneh ini."
" bagaimana, mau tidak islam."
" kalau nyoba dulu boleh kyai?"
" boleh saja."
" ya saya akan coba."
" tapi nyoba juga tetap harus serius, kalau tiak serius nanti tak merasakan enaknya."
" ya saya serius."
" ikuti saya."
laluku tuntun baca sahada
" wah enak sekali ternyata islam, rasanya sejuk sekali kyai."
lalu ku beri ilmu dan ku beri makan.
" ini apa kyai." tanyanya pada makanan yang ku berikan " ueek.."
" baunya bikin mau muntah, saya makan iri dengki saja kyai, lebih enak."
" itu di coba dulu..."
" tapi baunya ini saja mau muntah saya menciumnya, bagaimana saya bisa memakannya."
" ya coba saja."
" wah benar benar ingin untah kyai, apa tak ada iri dengki, atau sombong saja.."
" ya gini saja, kamu pencet hidungmu, lalu cicipi makanan itu."
dia memencet hidungnya sendiri lalu mencicipi yang ku berikan.,"
" wah enak sekali kyai,belum pernah makan makanan seenak ini, ini makanna apa namanya kok enak sekali."
" ya itu namanya makanan enak saja, saya juga tak tau apa namanya, gimana enak kan?"
" ya enak sekali., minta lagi kyai."
" itu sudah akan ada terus di tanganmu tak akan habis."
" wah kok bisa ada dan ada lagi, baru kali ini ada makanan yang kayak begini, keluar terus dari tanganku."
" nah enak kan, sekarang setelah merasakan islam itu enak kan."
" ya benar islam ternayata enak, ini bagaimana, nanti saya di bunuh sama raja kami."
" tidak mereka tak akan tau kalau kamu sudah islam."
" ya saya percaya saja sama kyai, ini saya mengajak teman-teman saya yang lain boleh kyai, tapi ngajaknya saya akan diam diam, misal saya iming-imingi makanan ini ?"
" boleh saja,"
" berarti tugas saya membuat kepala kyai berat dan pening sudah selesai ini?"
" ya sudah."
" ya kalau begitu saya mohon diri kyai, wassalamualaikum wr wb."
" waalaikum salam."

No comments:

Post a Comment